Halaman

Rabu, 08 Februari 2023

Mayat Berserakan Setelah Gempa Turki Menimbulkan Kemarahan


Korban-korban tewas yang diakibatkan oleh gempa bumi di Turki selatan pada hari Senin lalu diletakkan di jalan-jalan disaat tim penolong sedang mencari korban selamat terus.
Sekitar 7.000 orang dilaporkan tewas di Turki dan Suriah utara yang ikut hancur akibat gempa.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan peringatan bahwa ribuan anak-anak mungkin menjadi salah satu di antara korban tewas.

Gempa yang memiliki kekuatan 7,8 skala Richter mengguncang Turki dan Suriah pada hari Senin pukul 04:17 (01:17 GMT) di dekat kota Gaziantep.

Gempa susulan dengan sekala kekuatan yang hampir serupa terjadi dengan pusat gempa yang berada di distrik Elbistan di provinsi Kahramanmaras.

Recep Tayyip Erdogan selaku Presiden Turki telah menyampaikan sebuah pengumuman terkait keadaan darurat selama tiga bulan di 10 provinsi dengan dampak gempa terparah

Sang Presiden berkata bahwa langkah-langkah tersebut akan memberikan kemungkinan kepada para pekerja bantuan dan bantuan keuangan untuk masuk ke daerah-daerah yang terkena dampak dari gempa, namun sang Presiden tidak memberikan rincian lebih lanjut terkait hal tersebut.

Kurang lebih 70 negara telah mengirimkan bantuan ke Turki, namun muncul kemarahan
dari beberapa pihak akibat bantuan tidak datang dengan cukup cepat.

Di salah satu kota yang terkena dampak dari gempa yaitu kota Antakya, terdapat beberapa korban tewas yang dibiarkan tergeletak di pinggir jalan selama berjam-jam sementara itu para petugas penyelamat dan ambulans sedang berjuang untuk mengatasi dampak dari bencana tersebut.

Anggota keluarga dari korban yang masih hilang ikut menyisir reruntuhan untuk mencari orang yang mereka cintai. Sekelompok pria yang menggunakan palu godam dan peralatan lainnya menemukan mayat seorang pria dan seorang gadis muda yang terjebak reruntuhan. Mereka memanggil tim penyelamat untuk membantu dengan menggunakan peralatan mereka, tetapi para regu penyelamat berkata bahwa mereka harus berfokus pada korban yang masih hidup.

Sekelompok orang tersebut terus menggali sampai kedua mayat itu berhasil terbebas dari puing reruntuhan.

Terjadi kemarahan dari berbagai pihak yang berkembang akibat kurangnya bantuan. Seorang wanita berkata kepada BBC bahwa tim penyelamat datang dan mengambil gambar bangunan milik keluarga pacarnya yang mereka percayai terdapat 11 orang yang terjebak, tetapi para tim penyelamat pergi dan tidak kembali.

Dia mengatakan bahwa mereka mendengar suara-suara selama berjam-jam, tapi kemudian hening.

Di Kahramanmaras yang dekat dengan pusat gempa kedua, terjadi penundaan bantuan yang tiba akibat jalan-jalan pegunungan macet oleh masyarakat yang mencoba untuk pergi dari daerah tersebut.

Banyak bangunan yang runtuh telah menjadi puing-puing yang oleh tim penyelamat sedang diupayakan untuk diatasi, sementara angin dingin yang menerpa menerbangkan asap dan debu dari reruntuhan ke mata para tim penyelamat.

Para penyintas yang saat ini tinggal di jalanan harus mencari-cari makanan dan membakar perabotan yang dapat mereka temukan untuk menghangatkan diri dari suhu dingin. Suhu disana diperkirakan akan terus turun di bawah titik beku pada akhir minggu ini.
 

Keadaan serupa juga terjadi di kota pelabuhan yaitu Iskenderun, yang mana para tunawisma saat ini sedang berlindung di tempat terbuka yang tidak dikelilingi oleh gedung-gedung.

Salah seorang perempuan yang berbicara dengan BBC sedang berlindung bersama anak dan cucunya, termasuk dengan seorang anak berusia enam tahun yang mengidap epilepsi. Para petugas pemberi bantuan membawakan mereka selimut dan makanan seperti roti, namun sejauh ini belum ada bantuan lainnya.

Seorang dokter di rumah sakit setempat berkata kepada Reuters bahwa "Saya sangat terpukul," iya juga menambahkan "Saya melihat mayat di dalam, di mana-mana. Meskipun saya terbiasa melihat mayat karena keahlian saya, ini sangat sulit bagi saya."

Pelabuhan yang berada Iskenderun telah ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut karena kebakaran besar yang terjadi, hal tersebut menandakan kapal-kapal yang membawa kargo menuju zona bencana gempa terpaksa dialihkan.

Kebakaran yang terjadi diperkirakan disebabkan oleh kontainer pengiriman yang berisi minyak terbalik akibat gempa bumi dan setelah itu api menyebar ke kargo di sekitarnya.

Layanan darurat ikut mendapat kesulitan untuk mendapatkan akses ke lokasi akibat kerusakan dari gempa dan kontainer lainnya yang menghalangi jalan masuk. Upaya telah dilakukan untuk mengatasi hal tersebut seperti menggunakan kapal pemadam kebakaran untuk mengatasi kobaran api, namun upaya tersebut mengalami kegagalan.

Terdapat laporan mengenai sulitnya untuk mendapatkan bantuan ke Suriah utara, terutama di daerah yang diduduki oleh oposisi. Kekuasaan di sana terbagi antara pemerintah dengan kelompok-kelompok oposisi lainnya. Suriah saat ini masih terlibat dalam konflik akibat perang saudara.

Bahkan sebelum terjadinya gempa bumi, situasi di sebagian besar wilayah tersebut sangat mengkhawatirkan, ditambah cuaca dingin, infrastruktur yang sudah menjadi puing, dan adanya wabah kolera yang membawa penderitaan bagi banyak orang yang tinggal di sana. Lebih dari empat juta orang, termasuk wanita dan anak-anak,  hanya dapat bergantung pada bantuan yang ada.

Di bagian barat laut khususnya telah menjadi salah satu tempat yang paling sulit uuntuk dijangkau, daerah tersebut hanya bisa diakses melalui satu penyeberangan kecil di perbatasan Turki yang digunakan untuk mengangkut sumber daya ke daerah-daerah yang dikuasai oposisi.

PBB berkata pada hari Selasa bahwa mereka terpaksa menghentikan sementara bantuan ke Suriah karena terjadinya kerusakan pada satu-satunya rute tersebut, dan masih belum ada gambaran yang jelas kapan bantuan tersebut akan dimulai kembali.

Utusan PBB untuk Suriah mengatakan bahwa setiap bantuan harus datang dari dalam negeri dan tidak melintasi perbatasan dengan Turki, hal tersebut membuat mereka yang berada di wilayah-wilayah yang dikuasai oposisi merasa khawatir akan bantuan tersebut yang kemungkan ditahan karena alasan-alasan politik.

Peristiwa memilukan yang diselingi dengan momen-momen singkat penuh harapan, yang mana Seorang bayi yang lahir di bawah reruntuhan di dekat kota Afrin berhasil diselamatkan setelah ditemukan masih melekat pada ibunya yang meninggal setelah melahirkan.