Halaman

Rabu, 01 Februari 2023

Pemimpin baru Ceko mengatakan bahwa Ukraina layak masuk NATO

Petr Pavel mengatakan bahwa Ukraina layak masuk ke dalam Nato

Presiden baru dari Republik Ceko, Petr Pavel, mengungkapkan bahwa seharusnya Ukraina diizinkan untuk bergabung dengan Nato "begitu perang telah berakhir" ungkap nya kepada BBC.

Petr Pavel, yang mana beliau merupakan seorang pensiunan jenderal Nato, mengatakan bahwa Ukraina akan "secara moral dan sebenarnya sudah siap untuk bergabung dengan Nato" untuk bergabung dengan aliansi Barat setelah konflik yang terjadi berakhir.

Dalam wawancara pertamanya sejak terpilih menjadi Presiden dari Ceko, Jenderal Pavel memberikan dukungan yang kuat atas bantuan militer Barat kepada Kyiv, dengan mengatakan bahwa seharusnya "nyaris tidak ada batasan" untuk apa yang seharusnya dikirim oleh negara-negara tersebut.

Ketika beliau sedang berada di Istana Hazansky yang terletak beberapa ratus meter dari Kastil Praha, Petr Pavel mengatakan bahwa dengan mengirimkan pesawat tempur Barat seperti F-16 "bukanlah sesuatu yang dilarang", tetapi ia tidak yakin bahwa pesawat-pesawat tersebut dapat dikirim dalam jangka waktu yang dapat berguna bagi Kyiv.

"Saya merasa bangga karena negara saya menjadi salah satu negara yang pertama kali memberikan bantuan militer yang cukup signifikan kepada Ukraina," katanya kepada BBC.

Republik Ceko adalah negara Barat yang pertama kali mengirim tank dan kendaraan tempur infanteri - T72 dan BMP1 yang merupakan rancangan Soviet - ke Kyiv, bagian dari sejumlah pengiriman senjata berat yang dilaporkan telah dimulai sejak Maret 2022.

Setelah setahun berlalu, melalui proses yang penuh perjuangan dan melelahkan, negara-negara termasuk Inggris, Amerika Serikat, dan Jerman mulai memenuhi permintaan Kyiv untuk mengirimkan tank-tank modern buatan Barat seperti Leopard 2, Challenger 2, dan M1 Abrams.

"Mungkin tak banyak orang yang bisa membayangkan bahwa negara-negara Barat akan bersedia memberikan Ukraina tank tempur utama modern atau artileri jarak jauh atau sistem anti-pesawat terbang," tambahnya.

Sekarang, katanya, hal ini menjadi sebuah kenyataan.

Ia menambahkan bahwa "Tetapi pada saat yang bersamaan kami menyadari bahwa hal tersebut masihlah belum cukup" untuk melawan jumlah yang signifikan dari sumber daya manusia dan material milik Rusia.

Ia mengakui adanya kekecewaan Kyiv atas kecepatan pengiriman, terutama tank-tank Barat, yang secara terang-terangan dirancang untuk melubangi - secara harfiah- formasi lapis baja milik Soviet.

Ukraina telah meminta untuk mengirimkan 300 tank semacam itu dan mengatakan bahwa Barat sejauh ini telah berjanji untuk mengirim setidaknya kurang lebih sekitar 120 tank. Namun, Jenderal Pavel berharap hal itu akan dipercepat - terutama untuk mengantisipasi jika Rusia meluncurkan serangan musim semi yang telah direncanakan.

Presiden Ceko Petr Pavel menepis pandangan - yang telah lama dipegang di beberapa ibu kota Eropa, terutama di Berlin - bahwa melakukan pengiriman semacam itu dapat dianggap sebagai "eskalasi".

Rusia telah membuat peringatan bahwa peningkatan pasokan senjata Barat akan mengakibatkan negara-negara yang berhubungan dengan Nato semakin terlibat secara langsung dalam konflik.

"Kami tidak memliki jalan lain," katanya. "Jika kita membiarkan Ukraina tanpa memberikan bantuan apapun, besar kemungkinan bahwa mereka akan kalah dalam konflik ini. Dan jika Ukraina kalah - maka kita semua juga kalah."

Presiden baru Ceko Petr Pavel juga menyampaikan bahwa ia dan para pemimpin Eropa lainnya memiliki tanggung jawab untuk menjelaskan kepada masyarakat yang skeptis dan dalam beberapa kasus masyarakat dalam keadaan ketakutan, tentang alasan untuk membantu Ukraina.

"Kota-kota kami memang tidak dihancurkan oleh artileri dan rudal Rusia. Tetapi masa depan kami lah yang akan hancur jika kami tidak membuat dukungan kepada Ukraina untuk menyelesaikan konflik ini dengan sukses."

Dan ia juga menepis klaim - mantan Perdana Menteri Andrej Babis, yang merupakan di antara orang yang menentangnya akhir pekan ini - bahwa dia menutup pintu diplomasi.

"Ketika memiliki kesempatan sekecil apapun untuk melakukan pembicaraan secara damai, mari kita dukung. Namun, tidak ada tanda-tanda hal tersebut akan terjadi dari pihak Rusia," ucap Petr Pavel, yang sering kali digambarkan sebagai penghasut dalam konflik selama kampanye berlangsung.

"Apa yang perlu dikatakan adalah ini: akhir dari perang yang panjang ini sepenuhnya berada di tangan Rusia. Hanya perlu satu langkah kecil dari Presiden Putin untuk menarik pasukannya dari Ukraina dan perang ini akan berakhir."

Dan setelah perang ini telah berakhir, ia dapat melihat tempat yang jelas bagi Ukraina di Nato, ujar nya kepada BBC.

"Militer Ukraina mungkin akan menjadi salah satu militer yang paling berpengalaman di Eropa. Ukraina layak untuk berada di dalam komunitas negara-negara demokratis."

Apakah Termasuk dengan Nato juga? Saya bertanya.

"Saya percaya bahwa Ukraina benar-benar layak untuk mendapatkannya."